Laman

Minggu, 14 November 2010

Wanita oh Wanita

Susahnya jadi seorang wanita. Harus berperang dengan dirinya sendiri. Dari perasaannya yang sangat tidak stabil. Semua dikendalikan "mood". Memangnya ini enak? Ini menyiksa!

Harus menghadapi lelaki yang hanya bisa mengatakan wanita sulit ditebak. Susah dicari tau apa maunya. Memangnya menjadi wanita tidak pusing juga? Lelaki justru lebih sulit dicari tahu maunya. Kadang menjadi "Poker Face". Sulit dibedakan antara "gombal" dan "nyata". Dia suka atau tidak. Terlalu banyak taktik, intrik, bahkan politik. Maunya sulit ditebak. Sebaik apapun wanita, masih saja dirasa kurang baik.

Wanita berperang dengan dirinya baik secara fisik maupun psikis. Banyak hal yang menyakitkan yang akan dialami wanita. Wanita itu memang perasaannya lebih lemah. Lebih sensitif. Tapi dari proses hidup yang dialami, saya rasa wanita justru bukan sosok yang lemah. Setiap bulan sudah disulitkan dengan siklus bulannya. Secara fisik tidak enak dan secara psikis sangat tidak sungguh menyebalkan. Kadang merasa sedih yang mendalam, kadang emosi tingkat tinggi. Bukankah ini menyita banyak energi? Sadarkah lelaki, kami juga sulit mengontrol ini. Memangnya ini menyenangkan?

Belum lagi saat hamil haru menerima perubahan tubuhnya yang biasanya ditakuti kaum wanita. Menjadi gendut, perut membuncit, payudara mengendur, jerawatan, sampai ada yang giginya keropos. Belum lagi ada yang namanya "ngidam" bagi yang mengalami. Perut rasanya sedang diaduk-aduk hingga membuat amat mual. Apakah inin yang namanya enak? Apalagi yang namanya melahirkan. Pilihan normal dan caecar sama sulitnya. Keduanya sama-sama sakit. Di robek, dijahit, ditusuk, "diobok-obok". Seluruh raga rasanya ingin lepas. Bukan hanya raga, tapi nyawa.

Kalau wanita banyak maunya, paling hanya seputar perhatian. Kami tidak meminta untuk menjadi kami saat masa yang sulit itu. Cuma tetap ada disamping wanita dengan perhatian yang tulus. Sebagian wanita dinilai banyak menuntut materi. Rasanya kalau materi adalah hal yang bisa dicari. Kalau nyawa, dimana mencarinya? Satu hal yang perlu diingat, wanita tidak sampai meminta raga atau nyawa lelaki untuk menggantikan apa yang dialaminya.

Sudah berkata panjang lebar tiba-tiba lelaki berkata, "Mah, papah nikah lagi boleh?" GUBRAK!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar